Maine mungkin merupakan negara bagian pertama di Amerika Serikat yang mewajibkan industri telekomunikasi untuk menyematkan label peringatan baik di telepon selular maupun pada kemasannya, menyarankan pada perempuan dan anak-anak untuk menjauhkan telepon selular dari kepala dan tubuhnya.
Seorang anggota DPR Andrea Boland (D-Sanford) akan memperkenalkan semacam program bernama “Akta Perlindungan Nirkabel bagi Anak-Anak” (Children’s Wireless Protection Act) pada awal 2010.
Akta tersebut ditulis oleh Elizabeth Barris, pendiri The People’s Initiative (Inisiatif Rakyat) suatu organisasi nirlaba yang mempunyai misi menginformasikan pada masyarakat tentang efek berbahaya radiasi elektromagnetik (EMR) yang dipancarkan oleh telepon selular.
Baru-baru ini, bersama dengan penulis lain, dia telah menulis artikel ’Telepon Selular dan Tumor Otak, 15 alasan Kekhawatiran-Ilmu Pengetahuan, Putaran, dan Kebenaran dibalik Intratelepon’ (Cell Phones and Brain Tumors, 15 Reasons for Concern-Science, Spin, and the Truth Behind Interphone)
(thepeoplesinitiative.org/uploads/15_Reasons_Final_Version_v8_USA.pdf)
Lloyd Morgan adalah seorang pensiunan ahli teknik listrik yang menjadi penulis utamanya.
Laporan, yang disahkan paling tidak oleh 40 dokter, peneliti, dan ahli onkologi, menyinggung tentang kebutuhan mendesak bagi masyarakat umum, media, dan pejabat pemerintah untuk mewaspadai hasil studi independen yang menemukan bahaya potensial penggunaan telepon selular.
Satu pernyataan utama pada laporan itu menyebutkan, baik studi independen maupun studi yang dibiayai oleh industri, menemukan bahwa secara statistik telah terjadi peningkatan risiko menderita tumor otak diantara masyarakat pengguna telepon selular.
Menurut Morgan, tidak ada satu pun di industri yang dapat sebegitu jauh menyangkal laporan tersebut.
Risiko bagi anak-anak dan anak muda yang menggunakan telepon selular adalah suatu hal yang istimewa.
Satu dari 15 keprihatinan yang disebutkan dalam laporan ini adalah anak-anak dan anak muda, merupakan pengguna paling rentan, dan semakin muda seorang anak mulai menggunakan telepon selular, semakin besar risiko yang dihadapinya.
Studi intratelepon
Laporan Morgan juga meneliti studi intratelepon secara menyeluruh. Studi dari 13 negara yang dilakukan mulai dari 1999 – 2004. Sebagian dibiayai oleh industri telekomunikasi, tujuan studi Intratelepon adalah untuk menilai apakah pancaran radiasi frekuensi radio dari telepon selular memang berkaitan dengan risiko tumor.
Studi Intratelepon telah diantisipasi sebagai bentuk studi yang berkelanjutan dimana WHO mendasarkan pandangannya pada penggunaan telepon selular.
Hasil studi telah ditunda selama lima tahun dan banyak pihak yang percaya hal ini berkaitan dengan kesulitan internal dalam mengintepretasikan data.
Sebagian hasil telah dipublikasikan dari sedikit studi intratelepon. Hasil tersebut menemukan bahwa penggunaan telepon selular sesungguhnya melindungi pengguna dari kanker.
Morgan menduga ada dua kemungkinan dari penemuan ini, yakni menggunakan telepon selular memang melindungi pengguna dari kanker otak atau studinya yang tidak benar.
Dia percaya yang disebut belakangan ini lebih beralasan dan mengidentifikasi 11 kekurangan disain pada studi intratelepon termasuk penyimpangan pemilihan dan penyimpangan pembiayaan.
Elizabeth Cardis, pemimpin studi intratelepon, telah bertatap muka secara pribadi dengan Morgan, yang mempresentasikan masing-masing kekurangan disain studi pada Cardis, Juni 2008 lalu. Menurut Morgan, dia menyetujui pendapatnya.
Kisah Morgan
Morgan merasa dia adalah korban pancaran EMR. Pada 1995, dia menderita serangan grandmal (bentuk serius dari epilepsi dengan spam otot dan tidak sadarkan diri yang berkepanjangan) selama 45 menit disebabkan oleh tumor otak, dan selama delapan hari menghadapi kondisi kritis. Dokternya menyampaikan, kemungkinan hal ini berkaitan dengan bidang elektromagnetik yang digelutinya.
“Saya bekerja sebagai seorang ahli teknik elektro, sehingga ketika saya mulai mampu bekerja (setelah terjadinya serangan), saya meneliti tentang pancaran EMR tersebut.” lanjut Morgan, “Saya menemukan bahwa riset yang independen selalu melaporkan risiko lebih tinggi (daripada studi yang dibiayai industri).”
Menurut Morgan, tujuan menulis “Telepon Selular dan Tumor Otak” (Cell Phones and Brain Tumors) adalah memindahkan informasi yang tersedia di area ilmu pengetahuan ke publik. “Saya pikir jika publik memahami apa yang sedang terjadi, mereka akan menuntut tindakan yang seharusnya dilakukan. Tujuannya bukan melepaskan diri dari telepon selular,” lanjutnya, “Yang harus kita lakukan adalah mengubah kebiasaan menggunakan telepon selular.”
Salah satu saran yang dia sampaikan adalah pemerintah semestinya mengeluarkan perintah agar seluruh telepon selular yang dijual harus disertai headset berkabel ketimbang hanya pemberian pengeras suara. “Dengan demikian alat ini dapat selalu jauh dari tubuh dan kepala,” kata Morgan.
Morgan menegaskan bahwa kedekatan telepon selular pada kepala dan tubuh adalah faktor yang sangat penting dan bahwa menempatkannya 15.24 cm (6 inci) dari kepala akan menurunkan penyerapan radiasi 10.000 kali lebih rendah oleh kepala dibandingkan mendekatkan telepon selular ke dekat telinga.
Menggunakan fasilitas pengeras suara telepon adalah usulan yang lainnya. Satu rekomendasi lain yang diusulkan oleh hasil laporan, secara spesifik ditujukan pada kaum pria, yakni menjauhkan tubuh dari alat tersebut, khususnya saku celana panjang atau saku kaos.
Dia menggambarkan popularitas telepon selular yang fenomenal selama 10 tahun terakhir ini sebagai, “Eksperimen kesehatan manusia terbesar yang pernah dilakukan tanpa persetujuan tertulis dari milyaran orang.”
Morgan mengacu pada fakta bahwa tidak ada perusahaan negara atau swasta yang mengadakan pengujian keamanan sebelum dipasarkannya telepon selular.
“Ketakutan saya terletak pada tumor otak,” kata Morgan. “Saya pikir, hasil riset sangat meyakinkan, baik riset hasil industri maupun studi independen (menemukan) bahwa penggunaan telepon selular menyebabkan tumor setelah penggunaan lebih dari 10 tahun.”
Komentar Terakhir