Kepiting Mirip Strawberry Ditemikan di Taiwan

9 01 2010

Taipei, Taiwan-Seorang ilmuwan biologi telah menemukan spesies kepiting baru mirip strawberry.

Binatang bercangkang ini tidak biasanya ditemukan di lepas pantai selatan Taiwan. Hewan ini memiliki cangkang merah cerah dengan bintil-bintil putih.

Profesor Ho Ping-ho dari Universitas Kelautan Nasional Taiwan, seperti yang dilansir Daily Mail (5/1), mengatakan kepiting tersebut menyerupai spesies yang ditemukan di beberapa wilayah sekitar Hawaii, Polinesia dan Mauritius, namun memiliki cangkang berbentuk kerang selebar 1 inci, yang membuatnya terlihat berbeda.

Kepiting-kepiting ini, omnivora, terutama pada ganggang. Terdapat sekitar 5.000 spesies yang dikenal dari hewan ini di seluruh dunia.

Menurut Profesor Ho, timnya juga menemukan dua kepiting betina spesies baru, Juni tahun lalu dekat pantai Taman Nasional Kenting yang terkenal akan kekayaan biota lautnya.

sayang, kepiting strawberry ini tidak berumur panjang, kemungkinan akibat air di kawasan tersebut telah tercemar oleh kandasnya sebuah kapal kargo.

kepiting Taiwan, Wang Chia-Hsiang juga membenarkan temuan Prof. Ho tersebut. (erabaru/sua)





Depresi Pada Anak

9 01 2010

Apakah mungkin seorang anak kecil menderita kegelisahan dan depresi? Jawaban menyedihkannya adalah pasti Ya! Sungguh menyedihkan mendengar suara kecil yang mengatakan, “Lebih baik saya bunuh diri saja!”

Seorang psikiater menyampaikan pada kita — berlawanan dengan orang dewasa — anak kecil tidak mampu memahami implikasi dari bunuh diri. Mereka menyatakan hal tersebut (secara tanpa sadar) lebih sebagai rengekan minta tolong, dan menampilkan isyarat ancaman yang mereka dapatkan dari rumah.

Satu studi dari Quebec menyatakan situasi problematik di lingkungan keluarga anak-anak bermasalah. Studi kasus ini mengirimkan sinyal keprihatinan tentang anak-anak yang berada dalam bahaya di banyak kasus rumah tangga.

Bahkan sejak hari pertama di sekolah, anak-anak di Quebec menderita tingkat kegelisahan dan depresi yang semakin tinggi. Menurut observasi, gejala kegelisahan dan depresi memburuk selama lima tahun awal kehidupannya. Penemuan ini adalah hasil dari studi skala besar dari 2.000 anak kecil di bawah perlindungan Laboratorium Riset Nasional untuk Kesehatan Mental Orang Dewasa dan Anak-Anak.

“Sungguh tidak dapat dibayangkan seorang anak yang masih sangat muda mengalami masalah dengan kondisi depresi dan kegelisahan,” kata Michel Boivin, seorang peneliti Michigan State University. “Seseorang mengasumsikan secara salah bahwa keprihatinan ini hanya untuk orang dewasa dan anak-anak sebab hasil dokumentasi riset lebih banyak tersedia pada populasi ini.”

Sosialisasi penyebab depresi

Ketika melakukan riset pada anak-anak yang depresi, profesor Herbert Scheithauer di Free University of Berlin menyimpulkan bahwa perkembangan depresi kebanyakan berkaitan dengan lingkungan sosial mereka.

Peristiwa kritis dalam kehidupan mereka terjadi pada 70 persen anak-anak yang mengalami penyakit-penyakit akibat depresi.

Faktor utama penyakit akibat depresi adalah kehilangan orang tua, ketidakharmonisan dengan orang tua, dan perceraian. Anak-anak nampaknya tidak dapat melakukan penyesuaian dengan baik pada perubahan yang terjadi dalam lingkungan mereka, seperti perceraian atau pasangan baru dari kedua orang tua mereka.

Faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak-anak nampaknya berkaitan dengan kualitas ikatan emosi antara anak dan orang tua dan bagaimana hal itu mempengaruhi perkembangan kegelisahan dan depresi. “Tekanan kronis seperti hubungan yang bermasalah, kurang persahabatan dan kasih sayang … dapat menimbulkan depresi.” (Peter Sanftmann/The Epoch Times/feb)